Thursday, May 19, 2016

Tempat - tempat Mistis yang ada di Kota Cirebon

1. Kerajaan Kera (Wisata Plangon)
Sekitar 10 km dari Kota Cirebon, terdapat objek wisata Plangon yang kerap disebut sebagai "kerajaan kera". Objek wisata yang terletak di Desa Babakan, Kec. Sumber, Kab. Cirebon ini merupakan tempat rekreasi dengan panorama alam indah yang dihuni oleh sekelompok kera liar.

Selain tempat rekreasi, terdapat juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan, dua orang penyebar agama Islam di wilayah Cirebon. Puncak acara ziarah ke kedua makam tersebut biasanya dilakukan pada 2 Syawal, 11 Zulhijah, dan 27 Rajab.

Kera yang hidup di hutan areal perbukitan Plangon ini merupakan beberapa kelompok monyet berekor panjang. Kera-kera tersebut hidup di lahan sekitar 10 ha yang statusnya milik kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar 58.000 orang setiap tahun.

Plangon berasal dari kata tegal klangenan, yang berarti tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Dikisahkan sekitar 4 abad silam ada dua orang pangeran bernama Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan, mencari tempat yang tenang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi.

Akhirnya, keduanya menemukan sebuah bukit yang terletak di sebelah barat Kota Cirebon, yang dianggap sebagai tempat paling cocok untuk melaksanakan maksud itu. Kedua pangeran yang konon masih keturunan dari Bagdad ini naik ke bukit.

Dalam perjalanan, kedua pangeran itu dihadang oleh penjaga hutan Plangon bernama Pangeran Arya Jumeneng. Namun, kedua pangeran dari Bagdad itu dapat memenangkan pertarungan, dan akhirnya ketika sampai di atas bukit kedua pangeran itu membuat tempat peristirahatan, yang sampai sekarang menjadi makam bagi keduanya.

Para pengunjung begitu memasuki kawasan Plangon, akan menemukan gapura yang bergaya Hindu Majapahit. Selanjutnya deretan tangga akan menanti para pengunjung menuju ke puncak Plangon. Tidak ada yang tahu berapa jumlah tangga menuju ke puncak. Sebab, setiap orang yang datang dan menghitung tangga, jumlahnya selalu berbeda. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke puncak Plangon.

Memang bagi mereka yang baru berkunjung, kesan angker agak terasa. Apalagi kawasan itu dikelilingi hutan lebat dengan ratusan monyet yang seolah-olah menunggu para tamu yang datang. Sebagai tips dalam perjalanan menuju puncak Plangon, ada baiknya pengunjung membawa atau membeli makanan sebelum masuk gapura Plangon.

Benar saja, begitu pengunjung naik tangga pertama, puluhan monyet sudah mulai mengikuti. Ada monyet yang memang hanya sekadar mengikuti, tapi kebanyakan dari mereka justru mengikuti karena merasa yakin kalau pengunjung membawa makanan. Ada baiknya para pengunjung ditemani pawang, untuk membantu bila monyet-monyet tersebut bersikap usil.

Menurut pawang setempat, di kawasan hutan Plangon terdapat enam kerajaan monyet. Masing-masing wilayah kerajaan dipimpin oleh satu jawara monyet. Wilayah satu paling bawah dipimpin Jefri, wilayah dua sampai enam yaitu semakin ke atas sampai puncak, dipimpin masing-masing jawara monyet, Acing, Bondol, Werman, Mandor, dan Swing.

Tidak ada yang tahu pasti, dari mana asal monyet-monyet tersebut, apakah memang sudah ada dari dulunya, atau memang hewan peliharaan Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Namun, monyet-monyet tersebut berada di hutan Plangon dan berkembang biak dengan baik.

Namun menurut versi penduduk setempat, memang ada beberapa hal yang agak aneh. Pada hari-hari tertentu, monyet-monyet tersebut tidak turun, tapi terus bersembunyi di pohon, seperti pada tanggal 1 Muharam.

Bahkan pernah dicoba, pada tanggal 1 Muharam di sepanjang tangga naik ke puncak ditebarkan ratusan makanan, tapi ternyata tidak ada satu pun monyet yang mengambil makanan tersebut. Masih banyak lagi keunikan lain di kawasan Plangon. Untuk membuktikannya, Anda harus berkunjung ke sana. 

2. Curug Bangkong
Curug Bangkong Yang Penuh Misteri
Di balik keindahannya, Curug Bangkong memang penuh misteri bagaimana tidak? Dari asal muasalnya saja sudah mengundang misteri.(FP Beranda Mistery) Eh, ternyata banyak juga yang beranggapan bahwa air terjun ini tempat yang seram alias angker. Hal ini bermula dari anggapan orang-orang di masa lalu yang mengaitkannya dengan peristiwa ditemukannya orang mati di sana.
Mereka menganggap kematian itu sebagai tumbal keangkeran Curug yang terletak di Desa Kertawirama Kecamatan Nusaherang, Kuningan ini. Peristiwa itu sendiri terjadinya sudah sangat lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ya di sekitar tahun 1944, saat itu ada seorang pemuda bernama Yoyo entah kenapa tewas di Curug Bangkong dan jasadnya tak pernah ditemukan sampai sekarang.
Nah, imbas dari tewasnya Yoyo itulah akhirnya para pengunjung Curug Bangkong dilarang mandi. Selang puluhn tahun kemudian di tahun 2002, juga ada pemuda yang meregang nyawa disana. Adalah Tatang (18), seorang pemuda mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sekitar curug.(FP Beranda Mistery) Dua kejadian ini membekas di dalam benak masyarakat, dan kemudian menganggap air terjun itu sebagai tempat yang angker.
Di tahun tahun 1970 pernah terjadi peristiwa aneh, saat itu masyarakat melihat cahaya terang benderang yang melayang-layang di sekitar areal Curug Bangkong. Cahaya itu lantas mendarat dan menghilang di sebuah makam keramat yang ada di sana yang ternyata itu adalah Makam Pangeran Arya Salingsingan.
(FP Beranda Mistery)
Makam itu merupakan makam seorang panglima Kerajaan Talaga, yang dipercaya sebagai salah satu penyiar syiar Islam di daerah Kuningan Barat. Beliau adalah seorang utusan Sunan Gunung Jati. Akan halnya lubang misterius yang ada di balik Curug Bangkong. Seorang Spiritualis Tatar Sunda pernah bilang adanya sebuah lubang setinggi 1 meter dengan lebar 0,8 meter. Letaknya persis di belakang sebelah kiri curug itu.
Dan konon pula panjang gua itu hampi 1 Km (tepatnya 800 m). Sesepuh desa mengatakan ujung lubang itu tembus sampai ke Gunung Embun. Terbukti bila debit air mencapai 5 meter kubik atau lebih, maka embun akan keluar dari lubang-lubang yang ada di sana.
(FP Beranda Mistery)
Di tahun 1950-an, pernah ada orang yang penasaran akan ke dalaman lubang ini. Sebagai uji coba, dimasukkanlah seekor anjing yang diikat tali ke dalam lubang. Setelah sekian lama di tunggu, tali kemudian ditarik. Ternyata anjing itu menghilang dan yang kembali cuma ikatan tali di leher si anjing tadi. Menurut cerita dari mulut-ke mulut, konon anjing itu dimakan ular sanca kembang yang panjangnya mencapai 15 meter dan badannya sebesar paha orang dewasa.
Curug atau Air Terjun Bangkong yang berada di Desa Kertawirama Kecamatan Nusaherang Kuningan, Jawa Barat ini juga terinipirasi dari hal yang sama.
Nah, menurut tutur dari mulut ke mulut, alkisah dulu ada orang tua yang bernama Wiria. Dia adalah seorang pertapa yang sedang berkelana yang berasal dari Ciamis. Dalam perjalananya pertapa tua ini tak sengaja menemukan sebuah air terjun atau curug .(FP Beranda Mistery) Setibanya di sana ia merasakan ada aura yang berbeda. Ketika itulah batinnya merasa terpanggil oleh kekuatan gaib yang ada di sekitar curug. Wiria yakin itulah tempat yang tepat untuk melakukan tirakatnya, lantas ia yakin pula bila di tempat itu dirinya dapat jmelakukan ilafat.
Namanya juga manusia yang perlu sosialisasi, di sela-sela tirakatnya itu, Wiria menyempatkan diri bergaul dengan masyarakat. Ia lalu mengajarkan masyarakat lokal soal tata cara bagaimana membuat gula kawung (gula merah) yang bahan mentahnya banyak tumbuh di lingkungan sekitar. Dalam waktu singkat karena masyarakatnya antusias, hampir seluruh penduduk desa pandai membuat gula kawung dan akhirnya pekerjaan itu pun menjadi mata pencaharian penduduk sekitar.
Nama Wiria pun seiiring dengan itu menjelma menjadi Abah Wiria sebagai bentuk penghormatan masyarakat kepadanya. Dalam perkembangannya Abah Wiria mendapat panggilan batin dan kembali areal curug untuk tirakat. Di mana Abah Wiria melakukan semadinya tak ada yang tahu karena Wiria melakukannya secara diam-diam. Konon, menurut cerita yang ada Abah Wiria melakukan tapa bratanya di balik air terjun.
Berhari-hari, bahkan berbulan-bulan Abah Wiria berada di sana. Masyarakat kemudian merasa kehilangan seorang tokoh yang selama ini membimbing. Mereka bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Abah Wiria. Diduga kuat di gua itulah Abah Wiria melakukan semadinya dan Ini membuat warga desa bertanya-tanya.
Teka-teki keberadaan Abah Wiria pun merebak ke pelosok-pelosok desa. Warga mencarinya tetapi sosok Abah Wiria tak kunjung ditemukan. Ada sebagian warga yang meyakini bila Abah Wiria sudah meninggal di dalam curug. Sementara yang lain meragukannya lantaran jasadnya tak pernah ditemukan. Kabar yang paling santer adalah dugaan bila Abah Wiria menghilang (moksa) karena telah sempurna melaksanakan ritual tapa brata.
Macam-macam dugaan pun berkembang di dalam masyarakat, sampai-sampai muncul dugaan aneh soal Abah Wiria, banyak yang meyakini tubuh orang tua itu telah menjelma menjadi seekor bangkong (kodok). Pasalnya, sepeninggal Abah Wiria di sekitar curug sering terdengar suara-suara kodok. Padahal selama ini jarang warga di situ mendengar ada suara kodok disana. Anehnya, ketika suara kodok itu di dekati, tiba-tiba menghilang.
Atas dasar dugaan itu, akhirnya air terjun itu diberi nama Curug Bangkong. Dalam perkembangannya, banyak orang mengikuti jejak Abah Wiria bertapa di sekitar Curug Bangkong. (FP Beranda Mistery)Sehingga bila ada pendatang yang bermaksud melakukan tapa barata di sekitar curug, pasti akan disambut suara kodok. Nah, bila itu yang terjadi, konon seseorang akan bernasib baik. Doanya akan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa, tapi ya wallahualam juga benar atau tidaknya.

3. Gunung Ciremai
Misteri gunung ciremai sangat terkenal dikalangan para pecinta alam khususnya mereka yang pernah melakukan pendakian di gunung dengan tinggi lebih dari 3 ribu meter diatas permukaan air tersebut. Desas desus misteri dibalik keindahan gunung ciremai yang konon sangat angker ini kita dapatkan dari pengalaman pada pendaki yang mengaku pernah mengalami kejadian menyeramkan di tempat ini. Gunung ciremai merupakan salah satu tempat pendakian paling menakjubkan di wilayah Jawa Barat. gunung yang berbentuk tumpeng ini membentang di tiga wilayah kabupaten mulai dari Majalengka, Kuningan, hingga ke Cirebon. Meskipun gunung ini tergolong sudah lama tidak menunjukan peningkatan aktivitas vulkanik yang membahayakan namun ciremai tetaplah gunung berapi yang masih aktif dan sewaktu-waktu bisa saja mengalami peningkatan aktifitas. Letusan besar yang terakhir terjadi pada tahun 1937 dan hingga sekarang aktifitas vulkanik G. Ciremai terlihat datar-datar saja dan hanya sesekali gempa tektonik akibat penaikan aktifitas.

Gak usah panjang lebar deh kita bahasa mengenai keadaan geografis di Ciremai, saatnya kita ungkap misteri dibalik keindahan gunung ciremai.

Sebagaimana wilayah pegunungan lain yang menjadi sarang serta pemukipan para lelembut, di G. Ciremai juga mengandung banyak cerita misteri tak kalah menarik dengan tempat lain. Adapun berbagai misteri gunung ciremai yang kerap diceritakan oleh masyarakat setempat maupun para pendaki antara lain sebagaimana di bawah ini.

Kisah Wali Songo


Sebuah mitos yang beredar di masyarakat konon para waliyullah tokoh penyebaran agama islam di Jawa pernah mendaki gunung ciremai untuk melakukan suatu musyawarah dengan dipandu oleh Sunan Gunung Jati.

Dari perjalanan tersebut rupanya Sunan Gunung Jati yang sudah berusia sepuh tak lagi mampu melanjutkan perjalanan menuju puncak. Beliau memutuskan untuk berhenti dan istirahat di sebuah batu yang kini dikenal dengan sebutan batu lingga.
Versi kedua menyebutkab bahwa Sunan Gunung Jati memang pernah berada di wilayah gunung ciremai namun bukan untuk bermusyawarah melainkan bersemedi mendekatkan diri pada Allah SWT dan bertadzabur di sebuah batu yang kini dikenal sebagai batu lingga itu.

Nyi Linggi

Entah darimana awal mula kisah nyi linggi dikenal masyarakat yang jelas sampai saat ini cerita batulingga erat dikaitkan dengan sosok nyi linggi yang konon menempati batu tersebut setelah turunya Sunan Gunung Jati dari pengasingannya.

Cerita yang beredar di masyarakat setempat mengatakan bahwa nyi linggi melakukan pertapaan bersama dua ekor macan kumbang.

Tujuan utama beliau melakukan semedi di tempat ini konon merupakan upaya untuk menguasai ilmu tertentu. Namun belum sempat prosesi ritual itu selesai terlebih dahulu nyi linggi meninggal dunia. Begitu pula dengan kedua hewan peliharaannya konon menghilang tanpa bekas.

Hingga cerita ini diuliskan masih ada beberapa warga yang mengaku pernah melihat penampakan sosok nyi linggi bersama kedua hewan peliharaannya tersebut di kawasan batu lingga.

Hal ini pernah juga dialami oleh seorang pendaki yang mengaku pernah pula melihat sosok wanita bertongkat dan berpakaian kuno yang diapit dua macan tutul sewaktu melakukan pendakian melalui jalur linggar jati. Mungkinkah penampakan tersebut merupakan perwujudtan dari nyi lingga yang santer diperbincangkan masyarakat sekitar?

Kuntilanak

Makhluk gaib paling iseng yang ada di jalur pendakian gunung ciremai tak lain adalah sesosok kuntilanak. Banyak para pendaki yang pernah melihat penampakan kuntilanak di sepanjang jalur pendakian batulingga.

Bagi teman-teman yang memiliki kepekaan mata batin pasti akan merasakan sesuatu yang aneh terjadi dalam perjalanannya. Jika suasana aneh seperti bau harum atau bau kemenyan sudah deh bisa dipastikan ada makhluk tak kasap mata yang mengikuti perjalanan kalian.
Maka dari itu bagi para pendaki disarankan untuk senantiasa mentaati tata tertib dan ketentuan yang berlaku di gunung ciremai tersebut.
Suara Gamelan

Hampir di semua kawasan gunung suara-suara tak asing kerap terdengar di telinga kita. Salah satu suara yang kerap terdengar di wilayah gunung ciremai yakni suara gamelan jawa. Namun anehnya semakin kita dengarkan suara tersebut seolah semakin menjauh.

Para saksi telinga (weleh bahasanya) meyakini jika suara tersebut bersumber dari para lelembut penghuni pegunungan yang sengaja mengecoh konsentrasi para pendaki agar tersesat dari jalur utama.

Uraian di atas hanyalah beberapa dari sekian banyak misteri gunung ciremai. Satu hal yang perlu kita waspadai ketika mendaki gunung yakni jangan lupa untuk berdoa mengucap salam, serta mengutamakan keselamatan dan sopan santun. Dengan demikian insyaallah perjalanan kita akan dipermudah dan lancar sebagaimana yang kita harapkan.

Terima kasih telah membaca misteri dibalik keindahan gunung ciremai, jika teman-teman ada yang mengalami kejadian lain jangan lupa dishare ya dengan berkomentar di kolom komentar.

4. Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di wilayah Kota Cirebon tepatnya hanya beberapa kilometre dari terminal pusat kota Cirebon yakni terminal Harjamukti, Lokasi Gua Sunyaragi adalah di kelurahan Sunyaragi Kesambi Kota Cirebon.

Gua Sunyaragi adalah sekumpulan Gua yang konon menurut artinya adalah untuk menyepi maka tidak heran gua sunyaragi terdapat banyak gua gua kecil untuk menyepi para Sultan Cirebon dan keluarganya.
Di area Gua Sunyaragi ada salah satu patung yang konon katanya  Patung ini sangat dikramatkan pada masanya, Patung tersebut bernama Patung Batu Prawan Sunti

Letak Patung Batu Prawan Sunti itu bisa anda temukan di salah satu bagian Gua Peteng yang masih berada di komplek Gua Sunyaragi. Tepat di depan pintu masuk gua setelah melewati kolam, terdapat patung batu Patung  Batu Prawan Sunti.

Patung Batu Prawan Sunti Di Gua Sunyaragi Cirebon Bikin Sulit Jodoh Menurut masyarakat sekitar, apabila seorang perempuan yang masih perawan memegang Patung Batu Prawan Sunti tersebut konon katanya akan menjadi perawan tua, alias susah mendapat jodohnya. Terlepas benar apa tidaknya karena yang namanya jodoh itu Kuasa Ilahi akan tetapi masyarakat sekitar masih memegang teguh apa yang mereka kramatkan tentang Patung Batu Prawan Sunti tersebut.

Mitos Patung Batu Prawan Sunti tetap dijaga oleh para pemandu dan selalu memberikan imbauan kepada pengunjung agar tidak berperilaku sembarangan ketika berada di lokasi Gua Sunyaragi apalagi sampai memegang Patung Batu Prawan Sunti.


3 comments:

  1. klo ad prawan sunti sya juga mau jdi suaminya hihihiiiiii

    ReplyDelete
  2. Aku gk senganja megang batu perawan sunti itu soalnya aku gk tau klo itu keramat,tp aku gk percaya krn yg nentuin jodoh itu Allah

    ReplyDelete